Hai para pembaca yang baik, disini saya akan
membahas tentang astigmat. Sudah pada tau kan apa itu astigmat.
Astigmat biasa dengan sebutan silindris/cylinder.
Jadi astigmat adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan cacat pada
kelengkungan lensa atau kornea yang berakibat pandangan menjadi terdistorsi
atau kabur. Umumnya astigmat bisa muncul saat lahir, namun bisa juga disebabkan
oleh cedera yang dialami oleh mata.
Penyakit yang menyebabkan berkurangnya ketajaman
penglihatan dalam berbagai jangkauan jarak ini dapat dialami dengan seseorang
yang menderita rabun jauh bisa disebut dengan miopia dan rabun dekat dengan
hipermetropi.
Jika dibiarkan lama kelamaan astigmat ini dapat
menimbulkan sakit kepala dan mata lelah terutama ketika menggunakan mata dalam waktu
yang lama.
Penyebab astigmatisme :
Astigmatisme disebabkan oleh karena lensa atu kornea
yang tidak mulus mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata, menjadi tidak fokus
ketika diteruskan ke retina. Oleh karena itu, pandangan menjadi buram.
Adapun kerusakannya dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu. Astigmatisme yang disebabkan oleh cacat pada kornea mata disebut
astigmatisne korneal, sementara yang disebabkan oleh cacat pada lensa mata
disebut astigmatisme lentikular.
Sedangkan berdasarkan jenis kerusakannya terdapat
dua jenis astigmatisme, yaitu regular dan irregular.
1. Astigmatisme
regular adalah ketika kornea mata tidak rata tidak hanya di satu sisi, tetapi
diseluruh permukaan kornea. Kondisi ini merupakan kondisi yang paling umum
ditemui dan bisa diobati dengan kacamata atau lensa mata.
2. Astigmatisme
irregular adalah ketika kornea mata tidak rata tidak hanya disatu sisi, tetapi
diseluruh permukaan kornea, kondisi ini bisa diobati dengan menggunakan contact
lens, tetapi tidak dengan kacamata.
Adapun tipe-tipe astigmat ini sebagai berikut :
1. Astigmatisme
hipermetropikus simpleks, satu
meridian utamanya emetrop, meridian yang lainnya hipermetrop.
2. Astigmatisme miopikus simpleks, satu
meridian utamanya emetrop, meridian lainnya miopia.
3. Astigmatisme hipermetropikus kompositus, kedua meridian utama
hipermetrop dengan derajat berbeda.
4. Astigmatisme miopikus kompositus,
kedua meridian utamanya miopia dengan derajat berbeda
5. Astigmatisme mikstus, satu
meridian utamanya hipermetropik, meridian yang lain miopia.
Oke
disini saya akan membahas tentang bagaimana saja sih bentuk astigmatisme itu
:
1. Simetris
meridian utama setiap
mata menanggung posisi simetris penyimpangan dari garis median. Jika sumbu
meridian utama setiap mata yang dikoreksi oleh silinder dengan tanda yang sama
bertambah sampai 180, astigmatismenya simetris. variasi maksimum sekitar 15
ditoleransi.
2. Asimetris
tidak ada simetris
dalam hubungan garis meridian utama ke garis median. Kemiringan kepala sering
terjadi karena astigmatisme asimetris atau miring. Ini adalah salah satu jenis
torticollis okular, yang membersihkan dengan perawatan astigmatisme yang tepat.
Asimetris astigmatisme jauh kurang umum dari pada astigmatisme simetris.
Manifestasi
Klinik
Manifestasi Klinik dari kelainan ini adalah :
a. Penglihatan buram
b.
Head tilting
c.
Menengok untuk melihat jelas
d.
Mempersempit palpebra
e.
Memegang bahan bacaan lebih dekat
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
manifestasi klinis dan pemeriksaan dengan ophtalmoscope.
Diagnosis Banding :
Diagnosis banding kelainan ini
adalah miopi dan hipermetropi.
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Penunjang adalah
ophtalmoscope.
Tatalaksana :
Koreksi dengan lensa silinder
bersama dengan sferis kalau ada.
Prognosis :
Prognosis tergantung onset
kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang diberikan dan penyakit
penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf optiknya matang
(biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.
Rujukan :
Pasien dengan kelainan ini
dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan mata sekunder (spesialis mata) jika tidak
menunjukkan hasil yang memuaskan setelah diberi koreksi kacamata atau terdapat
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ilyas, S. Ilmu Perawatan
Mata. Ed ke-55 Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2017.
Komentar
Posting Komentar